Cari Blog Ini

Senin, 15 Desember 2014

Makalah layanan orientasi dalam BK karier untuk kelas XI



BAB I
PENDHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Salah satu bidang bimbingan dalam bimbingan dan konseling adalah bimbingan karir.

Bimbingan karier adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier mengandung konsep yang lebih luas.
Sementara itu, dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karier sudah mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling dalam Kurikulum 1994, bimbingan karier ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.
Jenis layanan dalam bimbingan konseling karir salah satunya melalui layanan orienasi yang dilakukan sebagai upaya awal untuk mengenalkan peserta didik pada suatu pilhan karier yang akan dipilih. Khusus untuk kelas XI layanan orientasi bertujuan Mengembangkan penguasaan ilmu teknologi dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan serta berperan dalam kehidupan masyarakt  yang lebih luas.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yang terkait dengan layanan orientasi untuk kelas XI, yaitu :
  1. Pengertian layanan orientasi
  2. Apa fungsi layanan orientasi dalam BK karier
  3. Apa tujuan layanan orientasi dalam BK karier
  4. Bagaimana pelaksanaan layanan orientasi dalam BK karier
  5. Bagaimana mengevaluasi layanan orientasi dalam Bk karier
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LAYANAN ORIENTASI
Menurut Drs. Tawil dalam Diktat Mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling; Layanan orientasi ditujukan bagi siswa baru dan pihak lain guna pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Menurut Prayitno Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
Layanan orientasi mempunyai fungsi sebagai usaha pengenalan lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang baru bagi siswa. Pengenalan-pengenalan lain yang dapat diberikan kepada siswa seperti kurikulum baru yang diterapkan sekolah, waktu proses belajar di sekolah. Pelaksanaan layanan orientasi ini berdasar pada anggapan bahwa memasuki lingkungan baru dan mengadakan penyesuaian bukanlah hal yang mudah (Prayitno & Amti, 1999).
layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada siswa yang baru, dan jika perlu melalalui orang tua siswa guna memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.
Dari beberapa definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik baik baru maupun lama serta pihak-pihak lain untuk mengenal dan memahami keadaan dan situasi yang ada pada lingkungan sekolah secara umum agar peserta didik dapat dengan mudah menyesuaikan diri sebagaimana materi yang diberikan.
B. FUNGSI LAYANAN ORIENTASI
Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 jo SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut:
1) Fungsi pemahaman yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal dan memahami lingkungan yang baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya.
2) Fungsi pencegahan yakni upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat proses perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar.
C. TUJUAN LAYANAN ORIENTASI KARIER
Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai. Sehingga peserta didik akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah guna mencapai keberhasilan belajarnya.
Tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya.(Djumhur I. & Drs. Moh. Surya ; 47 ; 1975) Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya.
Sedangkan dalam layanan orientasi karier layanan orientasi bertujuan memberikan gambaran secara umum tentang berbagai hal yang kaitannya dengan pilihan karir (pekerjaan atau pendidikan) sehingga peserta didik mampu mengidentifikasi keserasian diri sendiri dengan aspek-aspek berbagai jenis karier.
D. PELAKSANAAN LAYANAN ORIENTASI KARIER
1. Metode
Metode yang dapat digunakan dalam pemberian layanan orientasi kepada siswa dapat dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan lapangan.
2. Media dan instrumen
Dalam memberikan materi layanan orientasi dapat dengan memberikan selebaran, penayangan video/film maupun dengan penggunaan slide, baik OHP maupun powerpoint.
3. Penyelenggaraan
Layanan orientasi dapat dilaksanakan pada :
  1. Pertemuan umum;
  2. Pertemuan klasikal
  3. Pertemuan kelompok.
4. Materi
a. Identifikasi aspek-aspek karir tertentu yang dapat menjadi pilihan karir spesifikasi pekerjaan dan tuntutannya
b. Identifikasi karakteristik ciri dalam kaitannya dengan aspek-aspek karir yang dipilih pemahaman potensi diri secara fisik dan psikis serta kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
E. EVALUSI/PENILAIAN
Penilaian segera dapat dilaksanakan setelah kegiatan layanan dilaksanakan, bisa jangka pendek atau jangka panjang. Penilaian segera (leiseg) merupakan penilaian tahap awal dilakukan segera setelah atau menjelang layanan yang dimaksud diakhiri. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan perolehan klien melalui layanan yang dilaksanakan.
Penilaian jangka pendek (laijapen) dilakukan setelah satu atau lebih jenis layanan dilaksanakan dalam waktu selang beberapa hari sampai satu bulan. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengungkap setelah beberapa waktu berlalu. Khususnya setelah klien berkesempatan melaksanakan kegiatan yang ia kemukakan pada waktu penialaian yang dilakukan pada tahap awal.
Penilaian tahap ketiga adalah penilaian jangka panjang, penilaian ini sejalan dengan penilaian yang kedua, bedanya terletak pada selang waktu setelah selesainya layanan dilakukan.  Selang waktu yang dimaksud adalah setelah paling kurang satu bulan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi pada kelas XI yang kaitannya dengan bimbingan karir bertujuan memberikan gambaran secara umum        tentang berbagai hal yang kaitannya dengan pilihan karir (pekerjaan atau pendidikan) sehingga peserta didik mampu mengidentifikasi keserasian diri sendiri dengan aspek-aspek berbagai jenis karier. Sedangkan fungsi dari layanan karier tersebut sebagai fungsi pemahaman dan pencegahan.
Layanan orientasi karir dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, program home room dan kunjungan lapangan. Sementara instrument yang digunakan bisa berupa  selebaran, penayangan video/film maupun dengan penggunaan slide, baik OHP maupun powerpoint.
Materi dalam layanan orientasi karier lebih terfokus pada identifikasi dan karakteristik aspek-asoek karier yang dipilih dan hendak dikembangkan. Setelah layanan orientasi diberikan diadakan evaluasi terhadap keberhasilan layanan melalui tiga tahap yaitu laiseg, laijapen dan laijapan.


DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. Amti, erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djumhur. I. Moh. Surya. Drs. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung:
C.V. Ilmu.
http://www.scribd.com/doc/21365627/LAYANAN-ORIENTASI–D SEKOLAH?secret_password=&autodown=pdf

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM BK KARIER

BAB 1 

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam menjalani kehidupan dan perkembangannya, setiap saat individu berada dalam kondisi diri tertentu dan menghadapi serta berinteraksi dengan kondisi lingkungannya. Dari keadaan tersebut individu dituntut bisa menyesuaikan diri secara tepat supaya mampu mencapai perkembangan diri secara optimal.
Peserta didik adalah individu yang berada pada masa yang sulit ketika menghadapi masalah penyesuaian diri dan pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek, sehingga mereka memerlukan bimbingan secara tepat guna pencapaian pengembangan diri mereka.
Peserta didik mau tidak mau mereka akan menghadapi dunia kerja setelah mereka lulus dari sekolah, yang jadi permasalahan banyak diantara peserta didik yang tidak tahu orientasi karier yang baik yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dari alasan itulah layanan penempatan dan penyaluran diberikan kepada peserta didik dengan tujuan mereka memperoleh tempat yang sesuai untuk mengembnagkan diri mereka secara maksimal.
Untuk SMA kelas 1 layanan penempatan dan penyaluran sangat penting dimana layanan tersebut dilakukan dengan prosedur yang baik yang akan menghantarkan peserta didik untuk penjurusan yang tepat, yang hal tersebut akan sangat berpengaruh pada pilihan karier yang akan dipilih kelak.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka dalam makalah ini yang akan dibahas adalah :
  1. Apa pengertian dari layanan penempatan dan penyaluran?
  2. Apa saja tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran yaitu tujuan umum dan khususnya?
  3. Apa fungsi layanan penempatan dan penyaluran bagi peserta didik?
  4. Materi apa saja yang bisa diberikan dalam layanan penempatan dan penyaluran dalam BK karier?
  5. Metode apa saja yang dilakukan dalam layanan penempatan dan penyaluran dalam BK karier?
  6. Bagaimana cara pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dalam BK karier?
  7. Bagaimana cara evaluasi layanan penempatan dan penyaluran.
BAB II
PEMBAHASAN
LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM BK KARIER

A. PENGERTIAN
Layanan penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha pengembangan), dan Penempatan individu pada lingkungan yang cocok bagi dirinya serata Pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal.
B. TUJUAN LAYANAN PP
Tujuan umum layanan PP adalah diperolehnya tempat yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya. Tempat yang dimaksud adalah kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-emosional, dan lebih luas lagi lingkungan budaya, yang secara langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan perkembangan individu.
Sedangkan tujun khusus layanan PP dalam Bk karier adalah
  1. Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan  pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara memilih jurusan di SMA secara tepat
  2. Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan cara memasuki jurusan yang sesuai dengan cita-cita masa depan
  3. Siswa mampu  mempersiapkan diri untuk penjurusan di SMA
  4. Mencapai kematangan dalam pilihan karir dengan cara mengenal makna kerja sebagai panggilan hidup
  5. Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan sikap  tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi sehingga memahami arti penting bekerja dalam kehidupan
C. FUNGSI LAYANAN
  1. Fungsi pemahaman
Terpahaminya kondisi individu dan lingkungan yang ada dan yang dikehendaki
  • Fungsi pencegahan
Mencegah masalah jika potensi individu sesuai dengan lingkungan untuk pengembangan potensinya .
  • Fungsi pengentasan
Menyelesaikan masalah melalui upaya penempatan pada lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
  • Fungsi pengembangan dan pemeliharaan
Potensi individu menjadi terkembangkan dan terpeliharanya dari hal-hal yang menghambat dan merugikan.
  • Fungsi advokasi.
Menghindari individu dari keteraniayaan diri dan hak-haknya.


D. MATERI LAYANAN PP DALAM BK KARIER
  1. Penjurusan di SM
  • Mengapa ada penjuruan, tujuannya siswa memahami alasan adanya penjurusan di SMA  sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin
  • Mengenal kurikulum yang berlaku di sekolah tujuannya agar siswa dapat menyesuaikan diri dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan belajar yang dilakukan
  • Jurusan atau program studi di SMA tujuannya supaya siswa mengenal jurusan atau program studi di SMA agar dapat mempersiapkan diri untuk penjurusan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
  • Struktur kurikulum di SMA tujannya agar siswa mengenal struktur kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga dapat mengetahui berbagai mata pelajaran yang ada di SMA
  • Persyaratan pemilihan jurusan, tujuannya agar siswa memahami persyaratan pemilihan jurusan atau program studi di SMA sehingga tidak salah memilih jurusan / program studi yang ada
2. Bekerja Sebagai Panggilan Hidup
  • Memberikan penjelasan tentang arti bekerja dengan tujuan siswa memahami hubungan antara  bekerja dan hidup sehingga bahwa untuk bisa hidup itu perlu bekerja
  • Meberikan penjelasan makna bekerja dalam kehidupan sehingga setiap pribadi terpanggil untuk bekerja
  • Mengenakankan lapangan pekerjaan yang ada di berbagai lembaga / masyarakat sehingga mendapatkan informasi lebih awal untuk pilihan karir
  • Berani merencanakan sejak awal perihal arah pilihan lapangan pekerjaan sehingga lebih terfokus dalam persiapannya
E. METODE LAYANAN PP
Untuk mengkaji potensi dan kondisi dari subyek layanan maka hal-hal yang dapat dilakukan melelui :
  1. Inventarisasi data pribadi siswa sebagai langkah awal yang dilakukan sebelum layanan PP dilaksanakan.
  2. Studi dokumentasi terhadap hasil-hasil aplikasi instrumentasi dan himpunan data.
  3. Menentukan bentuk-bentuk penempatan subyek disesuaikan dengan hasil kajian yang telah dilakukan dan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan siswa.
  4. Konselor dan siswa melakuakn rencana bersama yang didasari asas kesukarelaan
  5. Strategi politik konseor melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka pengembangan lingkungan yang lebih baik bagi siswa.
  6. Menentukan waktu dan tempat, hal ini dilakukan bersifat terbuka dan luwes. Waktu dan tempt yang digunakan dengan kebutuhan dalam layanan.
F. CARA PELAKSANAAN LAYANAN PP
Layanan PP perlu diselenggarakan secara terencana dan tertib mengikuti prosedur dan langkah-langkah sistematik-strategis. Langkah pengkajian kondisi merupakan dasar bagi arah penempatan yang dimaksud.
1. Perencanaan
  • Identifikasi kondisi yang menunjukkan adanya permasalahan pada diri subyek tertentu
  • Menetapkan subyek sasaran layanan
  • Menyiapkan prosedur dan langkah-langkah, serta perangkat dan fasilitas layanan
  • Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
  • Melekukan pengkajian terhadap berbagai kondisi yang terkait dengan permasalahan subyek layanan, sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan
  • Melaksanakan penempatan
3. Evaluasi
  • Menetapkan materi evaluasi
  • Menetapkan prosedur evaluasi
  • Menyusun instrument evaluasi
  • Mengaplikasikan instrument evaluasi
  • Mengolah hasil aplikasi instrumentasi
4. Analisis hasil evaluasi
  • Menetapkan norma/standar evaluasi
  • Melakukan analisis
  • Menafsirkan hasil analisis
5. Tindak lanjut
  • Mengidentifikasi masalah yang perlu ditindaklanjuti
  • Menetakan jenis dan arah tindak lanjut
  • Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada subyek layanan dan (jika perlu0 kepada pihak-pihak terkait
  • Melaksanakan rencana tindak lanjut
6. Laporan
  1. Menyususn laporan pelaksanaan layanan PP
  2. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
  3. Mendokumentasikan laporan
G. EVALUASI
Layanan PP dilaksanakan secara bertahap, artinya tidak selesai dalam satu kali pelaksanaan, atau tidak mengenal sesi-sesi pelaksanaan yang berdiri sendiri. Dengan demikian penilaian segera yang biasanya dilaksanakan pada setiap sesi layanan konseling, tidak dilaksanakan. Penilaian hasil layananan PP dilakukan setelah beberapa waktu subyek layanan berada dilingkungan yang baru, Penilaian jangka pendek dilaksanakan setelah satu minggu sampai satu bulan sedanglan penilaian jangka panjang dilaksanakan setelah lebih dari satu bulan.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa layanan penempatan dan penyaluran dalam Bk karier sangat penting dan dibutuhkan untuk anak SMA kelas . Layanan tersebut bertujuan memahamkan dan mengarahkan peserta didik pada suatu penjurusan  yang sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki, selain itu layanan PP dalam Bk karier berfungsi untuk pemahaman, pengentasan, pencegahan, pemeliharaan dan advokasi.
Layanan PP tidak bisa dilakuakn dengan sembarangan karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai untuk itu layanan ini harus dilakukan dengan prosedur yang runtut, menggunakan metode yang tepat, dan materi yang sesui dengan tujuan diadakannya layanan PP, setelah semuanya sudah dilakukan harus ada evalusi untuk mengetahui sebarapa besar efektifitas layanan tersebut untuk membantu peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 2004. Layanan penempatan dan penyaluran. Padang : FKIP Universitas Negeri Padang
……http//www.google.co.id (20 maret 2010)
………http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=24&Itemid=41(19 maret 2010)
 binham.wordpress.com

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar 

 

Kesulitan belajar ditunjukkan dengan kegagalan-kegagalan mencapai prestasi akademik sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kesulitan ini dapat diketahui ketika siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademis.

Beberapa faktor penyebab kesulitan belajar:

1. Faktor Internal (dari diri sendiri)
Faktor ini timbul dari siswa sendiri yang seringkali tidak disadari oleh siswa yang bersangkutan atau meski disadari seringkali menganggap remeh dan tidak berusaha untuk menghiraukan atau memperbaiki, yang termasuk dalam sebab ini adalah: Siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas Siswa kurang berminat terhadap bahan pelajaran Kesehatan siswa terganggu Kebiasaan belajar yang kurang menguntungkan bagi siswa Faktor-faktor bersumber dari keluarga (faktor ekonomi, disharmonisasi, kurang kontrol keluarga, tidak ada dukungan keluarga)


2. Faktor Internal Faktor disfungsi neurologis (syaraf) yang menyebabkan gangguan belajar, yakni:

a. Faktor genetik (turunan orang tua)
b. Luka otak karena trauma fisik Biokimia yang merusak otak (makanan dan obat-obatan)
c. Pencemaran lingkungan Pengaruh lingkungan psikologi dan sosial

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar yaitu :
1. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan meningkatkan motivasi belajar.
2. Memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai.
3. Mengenali bakat dan minat.
4. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
5. Catatlah keberhasilan belajar yang telah kamu capai sebagai alat pemacu keberhasilan selanjutnya.
6. Mintalah pertimbangan pada guru, teman, atau seseorang yang dirasa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan belajar.
7. Melengkapi sarana belajar.
8. Memelihara kondisi kesehatan, hindari makanan yang beresiko merusak otak.
9. Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.
10. Membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap penting atau sulit.
11. Ciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan.
12. Bergaullah dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar. Semoga bermanfaat.


Sumber : ilmanzblog. blogspot. com

KONSELING LINTAS BUDAYA

BAB II
PEMBAHASAN
KERANGKA KERJA KOMPETENSI KONSELING LINTAS BUDAYA DAN ETIKA KONSELING LINTAS BUDAYA
 
2.1. Kompetensi dan Standar Konseling Lintas Budaya
A.    Kompetensi Konselor Litas Budaya
Sue & Sue (1990) mengorganisir karakteristik konselor dalam tiga dimensi :
1.      Konselor yang berketarampilan budaya adalah seorang yang aktif berproses menjadi sadar terhadap anggapan-anggapannya tentang tingkah laku manusia, nilai-nilai, bias-bias, keterbatasan pribadi, dan sebagainya.
2.      Konselor yang berketerampilan budaya adalah seorang yang aktif memahami pandangannya terhadap perbedaan budaya klien tampa penilaian yang negative
3.      Konselor yang berketerampilan budaya adalah seorang yang aktif dalam proses pengembangan dan menerapkan secara tepat, televan, dan sensitif menggunakan startegi dan keterampilan intervensi sesuai dengan perbedaan budaya klien
B.     Dimensi Kompetensi Kultural
Kompetensi konseling lintas budaya terbagai atas tiga dimensi yaitu :
1.      Keyakinan dan sikap
Keyakinan dan sikap konselor terhadap ras dan etnis minoritas, kebutuhan meneliti bias-bias dan steriotipe, pengembagan menuju orentasi positif multikulturalisasi, nilai-nilai dan bias-bias konselor yang menghalangi efektifitas konseling lintas budaya
2.      Pengetahuan
Konselor lintas budaya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap cara pandangnya sendiri, memiliki pengetahuan khusus tentang budaya kelompok partner kerjannya, memahami pengaruh sosiopolotik
3.      Keterampilan
Memiliki keterampilan khusus bekerja kelompok minoritas
Kompetensi-kompetensi konseling litas budaya : sebuah kerangka kerja konseptual. Pembahasan kompetensi konselor lintas budaya dikembangkan atas kemungkinan 3 karakteristik X 3 dimensi sebagai dasar matrik pengembangan, dalam tiga karakteristik tersebut memiliki tiga dimensi dengan demikian secara keseluruhan terdapat sembilan kompetensi konselor litas budaya, untuk lebih jelas sebagai berikut :
1.      Kesadaran Konselor Terhadap Asumsi-Asumsi, Nilai, Bias-Biasnya Sendiri
a.       Keyakinan dan sikap
1)      Konselor lintas budaya harus mengubah ketidaksadarannya menuju kesadaran budaya serta cukup sensitif terhadap warisan budaya sendiri untuk menilai dan menghormati perbedaan-perbedaan.
2)      Konselor lintas budaya menyadari bagaimana latar belakang budaya dan pengalaman, sikap, nilai-nilai, dan bias-bias berpengaruh pada proses psikologis.
3)      Konselor lintas budaya dapat mengenali keterbatasan kompetensi kliennya
4)      Konselor lintas budaya menikmati perbedaan dirinya dengan klien mencakup ras, etnis, budaya, maupun kepercayaan
b.      Pengetahuan
1)      Konselor lintas budaya memiliki pengetahuan khusus tentang rasial, warisan budaya, dan bagaimana hal tersebut secara pribadi dan secara profesional mempengaruhi pengertian-pengertiannya, bias-bias normalitas-abnormalitas, serta proses konseling
2)      Konselor lintas budaya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana tekanan, rasial, deskriminasi dan striotipe mempengaruhi pribadi dan kerjanya
3)      Konselor lintas budaya memiliki pengetahuan dampak sosialnya berpengaruh pada orang lain. Mereka tahu tentang perbedaan gaya komunikasi, bagaimana gayanya bertentangan atau menunjang proses konselingnya, dan tahu bagaimana mengantisifasi akibat-akibatnya pada orang lain
c.       Keterampilan
1)      Konselor lintas budaya mencari bidang pendidikan, konsultasi, dan pengalaman pelatihan dalam memperkaya pemahamannya dan efektifitas kerjannya dalam populasi budaya yang berbeda. Untuk mengenali keterbatasan kopetensinya mereka harus: berkonsultasi, studi atau latihan lanjutan, menjadi lebih berkualifikasi, terlibat dalam tiga aspek tersebut
2)      Konselor lintas budaya secara konstan mencari pemahaman dirinya sebagai rasial, berbudaya dan secara aktif mencari identitas non rasial
2.      Pemahaman cara pandang terhadap perbedaan budaya klien
a.       Keyakinan dan sikap
1)      Konselor lintas budaya menyadari reaksi emosional negatifnya terhadap ras maupun eknik lain yang terbukti murugikan proses konseling
2)      Konselor litas budaya menyadari streotipenya dan preconcelved Notions mempengaruhi rasial dan kelompok minoritas lainnya
b.       Pengetahuan
1)      Konselor lintas budaya memiliki pengetahuan khusus dan informasi tentang kelompok tertentu dari klien yang sedang dihadapinya
2)      Konselor lintas budaya memahami bagaimana ras, budaya, etnis, berpengaruh pada pembentukan pribadi, pemilihan pekerjaan, ganguan psikologis, ketepatan dan ketidaktepatan pendekatan konseling
3)      Konselor lintas budaya memahami dan memiliki pengetahuan tentang pengaruh sosiopolitik yang berbenturan dengan kehidupan ras tertentu maupun etnis minoritas
c.       Keterampilan
1)      Konselor lintas budaya cukup mengenal riset yang relevan dan penemuan mutakhir tentang kesehatan mental, gangguan mental pada berbagai ras dan etnis
2)      Konselor lintas budaya aktif terlibat dengan individu dari minoritas tertentu diluar seting konseling
3.      Pengembangan strategi intervensi dan teknik-teknik yang tepat
a.       Keyakinan dan sikap
1)      Konselor lintas budaya menghargai keagamaan dan keyakinan klien serta keyakinan dan nilai-nilai fungsi-fungsi fisik dan mental
2)      Konselor lintas budaya menghormati praktek-praktek bantuan pribumi menghormati jaringan bantuan intrinsik masyarakat minoritas
3)      Konselor lintas budaya menghormati ke-dwibahasaan dan tidak memandang bahasa lain sebagai halangan untuk konseling
b.      Pengetahuan
1)      Konselor lintas budaya mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang jelas, eksplisit tentang karakteristik umum konseling dan terapi dan bagaimana jika dia bertentangan dengan nilai-nilai budaya dari berbagai kelompok minoritas
2)      Konselor lintas budaya sadar akan hambatan secara lembaga yang menghambat para kaum minoritas memanfaatkan layanan kesehatan mental
3)      Konselor lintas budaya mempunyai pengetahuan tentang potensi bias alat-alat pengukuran dan menggunakan prosedur, mengiterprestasi temuan berdasar budaya dan karakteristik bahasa klien
4)      Konselor lintas budaya memiliki pengetahuan tentang struktur keluarga para minoritas, herarki, nilai-nilai, dan keyakinan
5)      Konselor lintas budaya sadar akan relevansi perbedaan praktek-praktek pada tingkat sosial dan komunitas tertentu yang memungkinkan mempengaruhi kesejahteraan psikologis populasi yang mendapat pelayanan
c.       Keterampilan
1)      Konselor lintas budaya memiliki keterampilan dalam berbagai macam respon verbal maupun nonverbal, mereka dapat mengirim dan menerima respon verbal maupun non verbal secara akurat dan tepat. Dia juga dapat mengatisipasi akibat negatif keterbatasan dan ketidaktepatan cara/gaya bantuannya
2)      Konselor lintas budaya dapat melatih keterampilan intervesi secara lembaga atas nama kliennya. Mereka dapat membnatu klien menentukan masalah mana yang bersumber dari rasisme, atau bias-bias lain, sehingga klien secara tidak tepat menyalahkan dirinya
3)      Konselor lintas budaya tidak menentang untuk mencari konsultasi secara tepat dengan para penyembuh tradisional, para religius, para pemimpin agama, para praktisi, dalam proses tretmennya pada klien yang berbeda budaya
4)      Konselor lintas budaya bertanggung jawab atas interaksi dalam bahasa-bahasa yang diminta klien; hal ini juga memungkinkan reveral ke pihak luar secara tepat. Permasalahan yang sering muncul adalah konselor tidak memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan klien. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan:
a)      mencari terjemah yang memiliki pengetahuan bahasa dan latar belakang profesi yang tepat
b)      Menunjuk konselor yang cakap dalam dwibahasa
5)      Konselor lintas budaya memiliki keahlian dalam menggunakan intrumen testing dan pengukuran tradisional
6)      Konselor lintas budaya dapat menghadirkan dan juga menghilangkan bias, prasangka, dan praktek-praktek diskriminasi
7)      Konselor lintas budaya bertanggungjawab membelajarkan klien dalam prose intervensi psikologi seperti tujuan, harapan, keabsahan, dan orentasi konselor.
8)      Pendekatan Emic dan Etic
 
2.2.Etika Konseling Lintas Budaya
Dalam praktik sehari-hari, konselor pasti akan berhadapan dengan klien yang berbeda latar belakang sosial budayanya. Dengan demikian, tidak akan mungkin disamakan dalam penanganannya (Prayitno, 1994). Perbedaan perbedaan ini memungkinkan terjadinya pertentangan, saling mencurigai, atau perasaan perasaan negatif lainnya.
Hal lain yang berhubungan dengan definisi konseling lintas budaya adalah bagaimana konselor dapat bekerja sama dengan klien? Dalam melakukan hubungan konseling dengan klien, maka konselor sebaiknya bisa memahami klien seutuhnya.
Pemahaman mengenai budaya spesifik yang dimiliki oleh klien tidak akan terjadi dengan mudah. Untuk hal ini, konselor perlu mempelajarinya dari berbagai Sumber yang menunjang seperti literatur atau pengamatan langsung terhadap budaya klien.
Memahami keunikan klien mengandung pengertian bahwa klien sebagai individu yang selalu berkembang akan membawa nilai nilai sendiri sesuai dengan tugas perkembangan-nya.
Memahami manusia secara universal mengandung pengertian bahwa nilai nilai yang berlaku di masyarakat ada yang berlaku secara universal atau berlaku di mana saja kita berada.
Konselor perlu menyadari akan nilai-nilai yang berlaku secara umum. Kesadaran akan nilai-nilai yang berlaku bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya akan membuat konselor mempunyai pandangan yang sama tentang sesuatu hal.
Adapun faktor faktor lain yang secara signifikan mempengaruhi proses konseling lintas budaya adalah :
1.      Keadaan demografi yang meliputi jenis kelamin, umur tempat tinggal
2.      Variabel status seperti pendidikan, politik dan ekonomi, serta variabel etnografi seperti agama, adat, sistem nilai.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, etika dalam konseling lintas budaya seperti:
1.      Tidak menyamaratakan penanganan masalah klien yang berbeda latar belakang budaya.
2.      Konselor dank lien harus saling bekerjasama,
3.      Konselor harus memahami keunikan klien.
4.      Konselor harus memahami manusia secara universal.
5.      Konselor perlu menyadari nilai-nilai yang berlaku secara umum
 
3.2.Saran
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan sebelum kita melakukan praktek di lapangan, agar kita dapat memberikan bantuan sesui dengan etika konseling.
DAFTA PUSTAKA
 
Arik Aryanto. 2011. Etika Konseling Lintas Budaya. http://aaryant.blogspot.com. 20 Oktober 2011.
Psikologi UNP09b. 2011. Psikologi Lintas Budaya dan Perilaku Sosial. http://psikology09b.blogspot.com. Jum’at, 18 Maret 2011.