Cari Blog Ini

Minggu, 02 November 2014

Makalah Assesment ( TEST BAKAT )



BAB I
PENDAHULUAN


I.          Latar Belakang
            Asesmen adalah hal yang sangat penting bagi bimbingan dan konseling. Semua layanan bimbingan konseling mesti berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program bimbingan dan konseling komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan (developmental) dan pencegahan (preventif).
            Jadi asesmen mutlak perlu dalam program bimbingan dan konseling;
Salah satu instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik tes diberikan dengan menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau kemampuan klien. Dalam kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK terdapat layanan informasi, testing dan riset. Dengan demikian, testing merupakan aspek yang dipandang urgen dan perlu untuk dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa hasil testing dapat melengkapi hasil non testing.
            Adapun macam tes yang ada pada assesmen teknik tes adalah tes intelegensi , tes bakat , tes minat dan tes kepribadian. Dimana tes-tes tersebut diimplementasikan pada proses bimbingan dan konseling yang pada dasarnya sangat membutuhkan data melalui assesmen-assesmen yang ada. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang tes bakat melalui pembentukan pemahaman mengenai arti, manfaat, cara penggunaan dan kelebihan serta kekurangan dari tes bakat itu sendiri.

  
II.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian tes bakat ?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan tes bakat ?
3.      Apa kegunaan tes bakat ?
4.      Apa saja faktor-faktor yang dapat diungkap dalam tes bakat ?
5.      Apa macam-macam dari tes bakat ?
6.      Bagaimana cara menentukan tes yang baik ?
7.      Bagaimana langkah-langkah penggunaan tes bakat ?
8.      Apa kelebihan dari tes bakat ?
9.      Apa kekurangan dari tes bakat ?


III.    Manfaat
1.    Mengetahui pengertian dari tes bakat
2.    Mengetahui sejarah perkembangan tes bakat
3.    Mengetahui kegunaan tes bakat
4.    Mengetahui faktor-faktor yang dapat diungkap dalam tes bakat
5.    Mengetahui macam-macam dari tes bakat
6.    Mengetahui cara menentukan tes yang baik
7.    Mengetahui langkah-langkah penggunaan tes bakat
8.    Mengetahui kelebihan tes bakat
9.    Mengetahui kekurangan tes bakat













BAB II


2.1 Pengertian Bakat dan Tes Bakat
            Bakat menurut Spearman (Fudyartanta, 2004) adalah suatu kemampuan khusus yang berkembang secara menonjol atau istimewa, dibandingkan dengan kemampuan – kemampuan yang lain, bakat tidak sama dengan kecerdasan, tetapi kecerdasan menjadi dasar untuk berkembangnya bakat. Bahkan kecerdasan itu dapat dipandang sebagai faktor umum dan bakat itu adalah faktor khusus.
            Sedangkan Muhammad (2010) mengemukakan bahwa bakat bersifat bawaan dan harus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Bakat itu senantiasa harus diasah dan dikembangkan agar dapat muncul dengan optimal dalam diri seseorang. Pengasahan yang dilakukan harus sepenuhnya mendukung terhadap perkembangan bakat, karena bakat berbeda dengan kemampuan yang tidak terlalu menekankan pada latihan atau pengasahan.
            Dari pemaparan beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi bakat adalah sesuatu hal yang menonjol pada sesorang dan menjadi kelebihan dari individu tersebut pada bidang tertentu, misalnya bakat pada bidang seni, olahraga, dan sebagainya. Bakat seseorang dapat muncul apabila bakat individu tersebut selalu di asah atau dilatih.
            Bakat seseorang bisa diukur dengan menggunakan Tes Bakat.
Tes Bakat Menurut para ahli dalam sekarpsikologi.blogspot.com adalah :
1.      F.S. FREEMAN               : Tes bakat adalah yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu kegiatan jenis yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1976).
2.      R.S. CHOUHAN              : Tes bakat dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang mengukur kemampuan potensi seseorang dalam suatu aktivitas dari jenis yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1979).
 3.      KI FUDYARTANTA      : Tes Bakat adalah tes standar yang dirancang untuk mengukur kemampuan khusus yang istemewa (menonjol) pada seseorang (yang biasa disebut bakat). tes bakat yang telah distandar disini  dapat dipakai untuk mendiagnosa murah prediksi bidang-bidang dalam, pendidikan murah  dunia kerja.


2.2 Sejarah Tes Bakat
            Tes bakat muncul karena pemikiran para psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi, dimana hal ini saja tidaklah cukup karena tidak semua aspek penting terwakili karena cakupannya yang agak terbatas. Bahkan sebelum PD I, para psikolog mulai mengakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan serta dalam seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer. Sehingga beberapa tes kemudian dimodifikasi menjadi tes bakat, misalnya pada tahun 1920-an sejumlah tes inteligensi berubah menjadi tes bakat sekolah. Aplikasi praktis tes selanjutnya menunjukkan perlunya dikembangkan tes multi bakat (multiple aptitude tes) karena sarana untuk menyusun tes semacam ini telah tersedia.


2.3 Kegunaan Tes Bakat
            Tes bakat dilakukan dengan tujuan sebagai berikut, yaitu:
Diagnosis. Tujuannya adalah untuk mengetahui bakat seseorang sehingga akan lebih mudah memahami potensi yang ada. Dengan demikian, dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi testi di masa kini secara lebih cermat.
Prediksi. Pada dasarnya, prediksi adalah mempertemukan potensi seseorang dengan     persyaratan yang dituntut oleh lembaga sehingga dapat diperkirakan atau diprediksikan kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi.

            Penggunaan Tes Bakat dalam Program Layanan Bimbingan dan Konseling
Bakat atau kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekai digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan khususnya dalam rangka program layanan bimbingan karir, umumnya dalam program layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemampuan individu siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemahaman diri) terutama bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan keputusan kariernya di masa depan.


2.4 Faktor – faktor yang diungkap dalam tes bakat
1.      Kemampuan Verbal.
Kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik secara    lisan maupun tulisan
2.      Kemampuan Numerikal.
Kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan problem aritmatik atau konsep dasar berhitung
3.      Kemampuan Spasial.
Kemampuan merancang suatu benda secara tepat
4.      Kemampuan Perseptual.
Kemampuan mengamati dan memahami gambar 2 dimensi menjadi bentuk 3 dimensi
5.      Kemampuan Reasoning.
Kemampuan memecahkan suatu masalah
6.      Kemampuan Mekanik.
Kemampuan memahami 2 konsep mekanik dan fisika
7.      Kemampuan Memori.
Kemampuan mengingat
8.      Kemampuan Klerikal.
Kemampuan bekerja di bidang administrasi
9.      Kemampuan Kreativitas.
Kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa / istimewa
10.  Kecepatan Kerja.
Kemampuan bekerja secara cepat terutama untuk pekerjaaan yang rutin
11.  Ketelitian.
Kemampuan bekerja secara teliti
12.  Ketahanan.
Kemampuan bekerja secara konsisten


2.5 Macam – macam Tes Bakat
            Untuk mengetahui bakat individu secara tepat, perlu dilaksanakan pengukuran psikologis dengan menggunakan beberapa instrumen tes bakat. Tes bakat dibagi ke dalam dua golongan luas, yaitu yang dikenal sebagai kelompok single tes dan kelompok baterai tes.
1.        Kelompok Single Test. Tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang, antara lain: tes sensori, tes artistik, tes klerikal, tes kreativitas, tes Kraepelin dan tes Pauli. 
2.        Kelompok Baterai Tes. Tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan. Misalnya: FACT, DAT dan GATB.

            Dalam tes bakat terdapat Instrumen – instrumen Tes bakat. Dibawah ini kita akan menjelaskan salah satu dari instrumen tes bakat tersebut, yaitu FACT.
1. FACT ( Flanagan Aptitude Classification Test )
Diciptakan J.C. Flanagan (USA) Mengukur kecakapan kerja, Membantu menentukan kemampuan kerja yang dimiliki.

Mencakup 15 sub tes yang terdiri dari :
1. Tes inspeksi
Mengukur kemampuan melihat kekurangan pada gambar objek/serangkaian artikel.
2. Tes coding
Mengukur kecepatan & ketepatan dalam pemberian kode atas informasi khusus perkantoran
3. Tes memory
Mengukur kemampuan mengingat/menyebutkan kode yang sudah di berikan
4. Tes assembly
Mengukur kemampuan melihat sejumlah objek yang terpisah”
5. Tes skala
Mengukur kecepatan & ketepatan dalam membaca skala, grafik, peta
6. Tes koordinasi
Mengukur kemampuan koordinasi gerakan tangan & lengan
7. Tes judgement & comprehension
Mengukur kemampuan membaca dengan pemahaman, penalaran serta mengambil keputusan secara tepat dalam situasi praktis.
8. Tes aritmatika
Mengukur kecakapan berhitung yang meliputi pertambahan (+), pengurangan  (-), pembagian (:), dan perkalian (x)
9. Tes pola
Mengukur kemampuan membuat pola” sederhana secara tepat & teliti
10. Tes tabel
Mengukur kemampuan membaca tabel secara tepat & akurat
11. Tes komponen
Mengukur kemampuan untuk mengidentifikasi bagian” dari suatu komponen
12. Tes mekanik
Mengukur kemampuan memahami prinsip” mekanik & menganilis gerakanya.
13. Tes ekspresi
Mengukur kemampuan komunikasi ide” dalam tulisan & percakapan
14. Tes kecerdikan
Mengukur kemampuan untuk berkreasi dalam mengamati suatu masalah
15. Tes kesiagaan
Mengukur kemampuan untuk menguasai situasi & mengambil tindakan yang diperlukan.
Tes FACT juga dapat dipakai untuk mengatur penempatan subjek pada pekerjaan atau jabatan tertentu seperti :
a. Akuntan … subtes 2, 3,8, 9 & 12
b. Insinyur/arsitek … subtes 5, 6, 8, 10, 11, & 13
c. Juru rawat … subtes 3, 6, 8
d. Pilot … subtes 1, 5, 6, 7, 8, 11, 13
e. Psikolog … subtes 8 & 14.


2.6 Cara menentukan Tes yang baik
            Secara ringkas, tes yang baik memiliki kualitas pokok sebagai berikut:
ü  Baku Berarti bahwa pelaksanaan dan penskoran setiap saat digunakan adalah sama .
ü  Objektif Berarti bahwa penskoran adalah bebas dari klesubjektifan opini pembeiri skor.
ü  Reliabel Berarti bahwa memberikan hasil yang sama pada percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang
ü  Valid à Berarti bahwa ini mengukur apa yang diharapkan untuk diukur.


2.7 Langkah – langkah Penggunaan Tes bakat
a.      Memberikan petunjuk umum kepada siswa tentang manfaat tes dengan uraian dengan kata-kata yang sederhana yang berkaitan dengan tes yang diberikan (setiap subtes).
b.     Penyediaan alat-alat tulis. Jika tes dinilai dengan tangan maka usahakan setiap siswa memiliki dua pensil atau pena.
c.      Pembagian lembar jawaban yang tepat dan buku tes.
d.     Membaca petunjuk untuk setiap subtes dalam buku tes itu sendiri. Sedangkan siswa membaca petunjuk-petunjuk setiap subtes di  dalam hati.
e.      Pengaturan waktu pelaksaan tes untuk setiap subtes sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan(sebaiknya memakai stopwatch)
f.      Pengumpulan bahan-bahan termasuk buku tes dan lembar jawaban yang telah diisi.


2.8 Kelebihan Tes Bakat
            Tes bakat memiliki kelebihan sebagai berikut, yaitu :
1.     Tes Bakat muncul mengurangi kelemahan tes inteligensi yang mengukur kemampuan umum seseorang.
2.     Tes Bakat dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan berhasil atau tidaknya seseorang dalam bidang bidang tertentu.
3.     Tes bakat dibuat dalam seri multiple bakat yang merupakan sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai macam bakat seseorang, tidak hanya satu bakat saja.
4.     Mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
5.     Membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan maupun pekerjaan.
6.     Mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang.


2.9 Kelemahan tes Bakat
            Tes bakat memiliki keterbatasan sebagai berikut, yaitu :
ü  Tes bakat hanya mengukur sampel perilaku yang ditunjukkan atau sampel butir tes.
ü  Standardisasi tes tergantung pada keadaan sampel standardisasi. Dengan demikian perkembangan budaya dan kemajuan teknologi akan mempengaruhi validitas tes.
ü  Realibilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu, hal ini berarti testing lebih satu kali pada individu tidak akan menunjukkan hasil yang sama persis.
ü  Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologi seseorang secara komprehensif. Untuk tujuan diagnosis dan prediksi, akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek untuk secara komprehensif.




BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari isi makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa tes bakat adalah adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan kemampuan intelligensi khusus. Tes bakat pembedaan adalah yang dibuat dengan maksud agar dapat mengukur kemampuan mental dari beberapa faktor bukan hanya satu faktor saja sehingga skor yang dihasilkan tidak pula hanya satu akan tetapi ada beberapa sesuai dengan kemampuan yang diukur.
Untuk mengetahui bakat individu secara tepat, perlu dilaksanakan pengukuran psikologis dengan menggunakan beberapa instrumen tes bakat diantaranya yaitu FACT, DAT dan GATB.

3.2. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan tes bakat sesuai yang diharapkan. Karena tanpa asesmen yang berkualitas khususnya tes bakat, tidak akan mampu mencapai tujuan layanan dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan (developmental) dan pencegahan (preventif). Jadi tes bakat mutlak perlu dalam program bimbingan dan konseling.



DAFTAR PUSTAKA


§   http://stophardness.wordpress.com/2014/03/20/32/


Tidak ada komentar: