BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Asesmen adalah hal yang sangat
penting bagi bimbingan dan konseling. Semua layanan bimbingan konseling mesti
berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil asesmen yang memadai
dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program
bimbingan dan konseling komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan
layanan dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi
fungsi pengembangan (developmental) dan pencegahan (preventif).
Jadi asesmen mutlak perlu dalam program
bimbingan dan konseling;
Salah satu
instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik tes diberikan dengan
menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau kemampuan klien.
Dalam kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK terdapat layanan
informasi, testing dan riset. Dengan demikian, testing merupakan aspek yang
dipandang urgen dan perlu untuk dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa hasil
testing dapat melengkapi hasil non testing.
Adapun macam tes yang ada pada
assesmen teknik tes adalah tes intelegensi , tes bakat , tes minat dan tes
kepribadian. Dimana tes-tes tersebut diimplementasikan pada proses bimbingan
dan konseling yang pada dasarnya sangat membutuhkan data melalui
assesmen-assesmen yang ada. Dalam makalah ini akan dibahas lebih jauh tentang
tes bakat melalui pembentukan pemahaman mengenai arti, manfaat, cara penggunaan
dan kelebihan serta kekurangan dari tes bakat itu sendiri.
II.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian tes bakat ?
2.
Bagaimana sejarah perkembangan tes bakat ?
3.
Apa kegunaan tes bakat ?
4.
Apa saja faktor-faktor yang dapat diungkap dalam tes bakat ?
5.
Apa macam-macam dari tes bakat ?
6.
Bagaimana cara menentukan tes yang baik ?
7.
Bagaimana langkah-langkah penggunaan tes bakat ?
8.
Apa kelebihan dari tes bakat ?
9.
Apa kekurangan dari tes bakat ?
III.
Manfaat
1.
Mengetahui pengertian dari tes bakat
2.
Mengetahui sejarah perkembangan tes bakat
3.
Mengetahui kegunaan tes bakat
4.
Mengetahui faktor-faktor yang dapat diungkap dalam tes bakat
5.
Mengetahui macam-macam dari tes bakat
6.
Mengetahui cara menentukan tes yang baik
7.
Mengetahui langkah-langkah penggunaan tes bakat
8.
Mengetahui kelebihan tes bakat
9.
Mengetahui kekurangan tes bakat
BAB II
2.1
Pengertian Bakat dan Tes Bakat
Bakat menurut Spearman (Fudyartanta, 2004)
adalah suatu kemampuan khusus yang berkembang secara menonjol atau istimewa,
dibandingkan dengan kemampuan – kemampuan yang lain, bakat tidak sama dengan
kecerdasan, tetapi kecerdasan menjadi dasar untuk berkembangnya bakat. Bahkan
kecerdasan itu dapat dipandang sebagai faktor umum dan bakat itu adalah faktor
khusus.
Sedangkan Muhammad (2010)
mengemukakan bahwa bakat bersifat bawaan dan harus dikembangkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Bakat itu senantiasa harus diasah dan
dikembangkan agar dapat muncul dengan optimal dalam diri seseorang. Pengasahan
yang dilakukan harus sepenuhnya mendukung terhadap perkembangan bakat, karena
bakat berbeda dengan kemampuan yang tidak terlalu menekankan pada latihan atau
pengasahan.
Dari pemaparan beberapa ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi bakat adalah sesuatu hal yang
menonjol pada sesorang dan menjadi kelebihan dari individu tersebut pada bidang
tertentu, misalnya bakat pada bidang seni, olahraga, dan sebagainya. Bakat
seseorang dapat muncul apabila bakat individu tersebut selalu di asah atau
dilatih.
Bakat seseorang bisa diukur dengan
menggunakan Tes Bakat.
Tes Bakat
Menurut para ahli dalam sekarpsikologi.blogspot.com adalah :
1.
F.S. FREEMAN : Tes bakat
adalah yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu
kegiatan jenis yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1976).
2.
R.S. CHOUHAN : Tes bakat
dapat didefinisikan sebagai suatu tes yang mengukur kemampuan potensi seseorang
dalam suatu aktivitas dari jenis yang khusus dan dalam kisaran terbatas (1979).
3.
KI FUDYARTANTA : Tes Bakat adalah tes
standar yang dirancang untuk mengukur kemampuan khusus yang istemewa (menonjol)
pada seseorang (yang biasa disebut bakat). tes bakat yang telah distandar disini
dapat dipakai untuk mendiagnosa murah prediksi bidang-bidang dalam, pendidikan
murah dunia kerja.
2.2 Sejarah
Tes Bakat
Tes bakat muncul karena pemikiran para
psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi,
dimana hal ini saja tidaklah cukup karena tidak semua aspek penting terwakili
karena cakupannya yang agak terbatas. Bahkan sebelum PD I, para psikolog mulai
mengakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling
pekerjaan serta dalam seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer.
Sehingga beberapa tes kemudian dimodifikasi menjadi tes bakat, misalnya pada
tahun 1920-an sejumlah tes inteligensi berubah menjadi tes bakat sekolah.
Aplikasi praktis tes selanjutnya menunjukkan perlunya dikembangkan tes multi
bakat (multiple aptitude tes) karena sarana untuk menyusun tes semacam ini
telah tersedia.
2.3 Kegunaan
Tes Bakat
Tes bakat dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut, yaitu:
Diagnosis. Tujuannya adalah untuk
mengetahui bakat seseorang sehingga akan lebih mudah memahami potensi yang ada.
Dengan demikian, dapat membantu untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi
testi di masa kini secara lebih cermat.
Prediksi. Pada dasarnya, prediksi adalah
mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang
dituntut oleh lembaga sehingga dapat diperkirakan atau diprediksikan
kemungkinan kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam bidang tertentu di masa
depan. Prediksi meliputi seleksi, penempatan dan klasifikasi.
Penggunaan Tes Bakat dalam Program Layanan
Bimbingan dan Konseling
Bakat atau
kemampuan khusus sebagai potensi yang dimiliki individu siswa perlu sekai
digali agar tampil dan dapat diaplikasikan dengan tepat sesuai dengan
bidangnya. Hal ini penting sekali diterapkan khususnya dalam rangka program
layanan bimbingan karir, umumnya dalam program layanan bimbingan dan konseling
di sekolah, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan kemampuan individu
siswa agar siswa mampu memahami dirinya (pemahaman diri) terutama
bakat-bakatnya. Dengan mengetahui secara jelas kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri, individu siswa akan mampu untuk membuat perencanaan dan keputusan
kariernya di masa depan.
2.4 Faktor –
faktor yang diungkap dalam tes bakat
1.
Kemampuan
Verbal.
Kemampuan
memahami dan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun
tulisan
2.
Kemampuan
Numerikal.
Kemampuan
ketepatan dan ketelitian memecahkan problem aritmatik atau konsep dasar
berhitung
3.
Kemampuan
Spasial.
Kemampuan
merancang suatu benda secara tepat
4.
Kemampuan
Perseptual.
Kemampuan mengamati
dan memahami gambar 2 dimensi menjadi bentuk 3 dimensi
5.
Kemampuan
Reasoning.
Kemampuan
memecahkan suatu masalah
6.
Kemampuan
Mekanik.
Kemampuan
memahami 2 konsep mekanik dan fisika
7.
Kemampuan
Memori.
Kemampuan
mengingat
8.
Kemampuan
Klerikal.
Kemampuan bekerja
di bidang administrasi
9.
Kemampuan
Kreativitas.
Kemampuan
menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hal yang tidak biasa / istimewa
10.
Kecepatan
Kerja.
Kemampuan
bekerja secara cepat terutama untuk pekerjaaan yang rutin
11.
Ketelitian.
Kemampuan
bekerja secara teliti
12.
Ketahanan.
Kemampuan
bekerja secara konsisten
2.5 Macam –
macam Tes Bakat
Untuk
mengetahui bakat individu secara tepat, perlu dilaksanakan pengukuran
psikologis dengan menggunakan beberapa instrumen tes bakat. Tes bakat dibagi ke
dalam dua golongan luas, yaitu yang dikenal sebagai kelompok single tes dan
kelompok baterai tes.
1.
Kelompok
Single Test. Tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya
mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang, antara lain: tes sensori,
tes artistik, tes klerikal, tes kreativitas, tes Kraepelin dan tes Pauli.
2.
Kelompok
Baterai Tes. Tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes yang
masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara
keseluruhan. Misalnya: FACT, DAT dan GATB.
Dalam tes bakat terdapat Instrumen –
instrumen Tes bakat. Dibawah ini kita akan menjelaskan salah satu dari
instrumen tes bakat tersebut, yaitu FACT.
1. FACT ( Flanagan Aptitude
Classification Test )
Diciptakan
J.C. Flanagan (USA) Mengukur kecakapan kerja, Membantu menentukan kemampuan
kerja yang dimiliki.
Mencakup 15
sub tes yang terdiri dari :
1. Tes
inspeksi
Mengukur
kemampuan melihat kekurangan pada gambar objek/serangkaian artikel.
2. Tes
coding
Mengukur
kecepatan & ketepatan dalam pemberian kode atas informasi khusus
perkantoran
3. Tes
memory
Mengukur
kemampuan mengingat/menyebutkan kode yang sudah di berikan
4. Tes
assembly
Mengukur
kemampuan melihat sejumlah objek yang terpisah”
5. Tes skala
Mengukur
kecepatan & ketepatan dalam membaca skala, grafik, peta
6. Tes
koordinasi
Mengukur
kemampuan koordinasi gerakan tangan & lengan
7. Tes
judgement & comprehension
Mengukur
kemampuan membaca dengan pemahaman, penalaran serta mengambil keputusan secara
tepat dalam situasi praktis.
8. Tes
aritmatika
Mengukur
kecakapan berhitung yang meliputi pertambahan (+), pengurangan (-),
pembagian (:), dan perkalian (x)
9. Tes pola
Mengukur
kemampuan membuat pola” sederhana secara tepat & teliti
10. Tes
tabel
Mengukur
kemampuan membaca tabel secara tepat & akurat
11. Tes
komponen
Mengukur
kemampuan untuk mengidentifikasi bagian” dari suatu komponen
12. Tes
mekanik
Mengukur kemampuan memahami prinsip” mekanik & menganilis gerakanya.
13. Tes
ekspresi
Mengukur
kemampuan komunikasi ide” dalam tulisan & percakapan
14. Tes
kecerdikan
Mengukur
kemampuan untuk berkreasi dalam mengamati suatu masalah
15. Tes
kesiagaan
Mengukur
kemampuan untuk menguasai situasi & mengambil tindakan yang diperlukan.
Tes FACT
juga dapat dipakai untuk mengatur penempatan subjek pada pekerjaan atau jabatan
tertentu seperti :
a. Akuntan …
subtes 2, 3,8, 9 & 12
b.
Insinyur/arsitek … subtes 5, 6, 8, 10, 11, & 13
c. Juru
rawat … subtes 3, 6, 8
d. Pilot …
subtes 1, 5, 6, 7, 8, 11, 13
e. Psikolog
… subtes 8 & 14.
2.6 Cara menentukan
Tes yang baik
Secara ringkas, tes yang baik
memiliki kualitas pokok sebagai berikut:
ü Baku Berarti bahwa pelaksanaan
dan penskoran setiap saat digunakan adalah sama .
ü Objektif Berarti bahwa penskoran
adalah bebas dari klesubjektifan opini pembeiri skor.
ü Reliabel Berarti bahwa memberikan
hasil yang sama pada percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang
ü Valid à Berarti bahwa ini
mengukur apa yang diharapkan untuk diukur.
2.7 Langkah
– langkah Penggunaan Tes bakat
a. Memberikan petunjuk umum
kepada siswa tentang manfaat tes dengan uraian dengan kata-kata yang sederhana
yang berkaitan dengan tes yang diberikan (setiap subtes).
b. Penyediaan alat-alat tulis. Jika
tes dinilai dengan tangan maka usahakan setiap siswa memiliki dua pensil atau
pena.
c. Pembagian lembar jawaban
yang tepat dan buku tes.
d. Membaca petunjuk untuk setiap
subtes dalam buku tes itu sendiri. Sedangkan siswa membaca petunjuk-petunjuk
setiap subtes di dalam hati.
e. Pengaturan waktu pelaksaan
tes untuk setiap subtes sesuai dengan batas waktu yang telah
ditetapkan(sebaiknya memakai stopwatch)
f. Pengumpulan bahan-bahan
termasuk buku tes dan lembar jawaban yang telah diisi.
2.8
Kelebihan Tes Bakat
Tes bakat memiliki kelebihan sebagai
berikut, yaitu :
1. Tes Bakat muncul mengurangi
kelemahan tes inteligensi yang mengukur kemampuan umum seseorang.
2. Tes Bakat dapat digunakan untuk
mendeteksi kemungkinan berhasil atau tidaknya seseorang dalam bidang bidang
tertentu.
3. Tes bakat dibuat dalam seri
multiple bakat yang merupakan sejumlah tes yang dipakai untuk mengukur berbagai
macam bakat seseorang, tidak hanya satu bakat saja.
4. Mengetahui
sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.
5. Membantu
merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan maupun
pekerjaan.
6. Mendiagnosa
masalah belajar yang dialami seseorang.
2.9
Kelemahan tes Bakat
Tes bakat memiliki keterbatasan
sebagai berikut, yaitu :
ü Tes bakat hanya mengukur sampel
perilaku yang ditunjukkan atau sampel butir tes.
ü Standardisasi tes tergantung pada
keadaan sampel standardisasi. Dengan demikian perkembangan budaya dan kemajuan
teknologi akan mempengaruhi validitas tes.
ü Realibilitas tes jarang mempunyai
koefisien reliabilitas sama dengan satu, hal ini berarti testing lebih satu
kali pada individu tidak akan menunjukkan hasil yang sama persis.
ü Dengan pengukuran bakat bukan
berarti telah memahami kondisi psikologi seseorang secara komprehensif. Untuk
tujuan diagnosis dan prediksi, akan lebih akurat jika dilakukan pengukuran
aspek untuk secara komprehensif.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari isi
makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa tes bakat adalah adalah tes yang
mengungkap bakat seseorang, yang juga merupakan kemampuan intelligensi khusus.
Tes bakat pembedaan adalah yang dibuat dengan maksud agar dapat mengukur
kemampuan mental dari beberapa faktor bukan hanya satu faktor saja sehingga
skor yang dihasilkan tidak pula hanya satu akan tetapi ada beberapa sesuai
dengan kemampuan yang diukur.
Untuk
mengetahui bakat individu secara tepat, perlu dilaksanakan pengukuran
psikologis dengan menggunakan beberapa instrumen tes bakat diantaranya yaitu
FACT, DAT dan GATB.
3.2. SARAN
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi dasar melakukan bantuan
yang tepat dalam rangka mencapai tujuan tes bakat sesuai yang diharapkan.
Karena tanpa asesmen yang berkualitas khususnya tes bakat, tidak akan mampu
mencapai tujuan layanan dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun
perseveratif, apalagi fungsi pengembangan (developmental) dan pencegahan
(preventif). Jadi tes bakat mutlak perlu dalam program bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
§ http://stophardness.wordpress.com/2014/03/20/32/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar